Berikut adalah metode untuk mengetahui fase mana dari motor tiga fasa yang memiliki kerusakan:
I. Metode Observasi
Periksa penampilan motor
Pertama, perhatikan penampilan motor untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan yang jelas, seperti gulungan yang terbakar atau casing yang rusak. Jika gulungan pada fase tertentu terbakar hitam, sangat mungkin bahwa fase tersebut mengalami kerusakan. Misalnya, ketika motor terlalu beban atau terjadi korsleting, gulungan fase yang bermasalah dapat terbakar hitam karena panas berlebih.
Pada saat yang sama, periksa kotak sambungan motor untuk melihat apakah ada terminal yang longgar, lepas, atau terbakar. Jika terminal pada fase tertentu longgar atau terbakar, ini juga dapat menunjukkan bahwa ada masalah pada fase tersebut.
Amati keadaan motor saat beroperasi
Ketika motor sedang beroperasi, amati getaran, suara, dan suhu motor. Jika fase tertentu mengalami kerusakan, motor mungkin akan mengalami getaran abnormal, suara meningkat, atau suhu naik. Misalnya, ketika gulungan fase terputus, motor mungkin akan mengalami getaran dan suara yang parah; ketika gulungan fase korsleting, suhu motor mungkin akan naik dengan cepat.
Anda dapat menyentuh casing motor dengan tangan Anda untuk merasakan perbedaan suhu setiap fase. Jika suhu pada fase tertentu jauh lebih tinggi dibandingkan dua fase lainnya, maka fase tersebut mungkin mengalami kerusakan. Namun, berhati-hatilah saat menyentuh casing motor untuk menghindari luka bakar.
II. Metode Pengukuran
Gunakan multimeter untuk mengukur hambatan
Putuskan sumber daya motor, buka kotak sambungan motor, dan gunakan rentang hambatan multimeter untuk mengukur nilai hambatan dari tiga gulungan fasa secara berturut-turut. Dalam kondisi normal, nilai hambatan dari tiga gulungan fasa harus sama atau mendekati. Jika nilai hambatan pada fase tertentu jauh berbeda dari dua fase lainnya, maka fase tersebut mungkin mengalami putus, korsleting, atau kerusakan ke tanah.
Misalnya, ketika mengukur hambatan gulungan motor tiga fasa, asumsikan hambatan fase A adalah 10 ohm, hambatan fase B adalah 10.2 ohm, dan hambatan fase C adalah 2 ohm. Nilai hambatan fase C jauh berbeda dari fase A dan fase B, menunjukkan bahwa fase C mungkin mengalami kerusakan.
Ketika mengukur hambatan, perhatikan untuk memilih rentang hambatan yang sesuai dan pastikan ujung pengujian multimeter memiliki kontak yang baik dengan gulungan.
Gunakan megohmmeter untuk mengukur hambatan isolasi
Gunakan megohmmeter untuk mengukur hambatan isolasi ke tanah dan antar fasa dari tiga gulungan fasa. Dalam kondisi normal, hambatan isolasi harus berada dalam rentang tertentu. Jika nilai hambatan isolasi pada fase tertentu terlalu rendah, itu berarti fase tersebut mungkin mengalami kerusakan ke tanah atau korsleting antar fasa.
Misalnya, ketika mengukur hambatan isolasi motor tiga fasa, asumsikan persyaratan hambatan isolasi ke tanah tidak kurang dari 0.5 megaohm. Jika hambatan isolasi ke tanah fase A dan fase B adalah 1 megaohm, dan hambatan isolasi ke tanah fase C adalah 0.2 megaohm, maka fase C mungkin mengalami kerusakan ke tanah.
Ketika mengukur hambatan isolasi, putuskan gulungan motor dari sumber daya dan pastikan casing motor terhubung dengan baik ke tanah.
Gunakan ammeter klip untuk mengukur arus
Ketika motor sedang beroperasi, gunakan ammeter klip untuk mengukur arus tiga fasa secara berturut-turut. Dalam kondisi normal, arus tiga fasa harus seimbang atau mendekati seimbang. Jika arus pada fase tertentu jauh lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dua fase lainnya, maka fase tersebut mungkin mengalami kerusakan.
Misalnya, ketika motor tiga fasa beroperasi normal, arus setiap fase harus sekitar 10 ampere. Jika ditemukan arus fase A adalah 10 ampere, arus fase B adalah 10.5 ampere, dan arus fase C adalah 15 ampere. Arus fase C jauh lebih tinggi dibandingkan dua fase lainnya, menunjukkan bahwa fase C mungkin mengalami beban berlebih, korsleting, atau kerusakan lainnya.
Ketika mengukur arus, perhatikan untuk memilih rentang arus yang sesuai dan pastikan klip ammeter klip memiliki kontak yang baik dengan kabel.
III. Metode Lainnya
Detektor Kerusakan Motor
Gunakan detektor kerusakan motor profesional untuk mendeteksi fase yang bermasalah dengan cepat dan akurat. Detektor kerusakan motor biasanya dapat mengukur parameter seperti hambatan gulungan, hambatan isolasi, arus, tegangan, dll. dari motor, dan menentukan jenis dan lokasi kerusakan motor dengan menganalisis parameter tersebut.
Misalnya, beberapa detektor kerusakan motor high-end dapat mendeteksi kerusakan awal motor, seperti korsleting lokal gulungan dan penuaan isolasi, melalui teknologi seperti analisis spektrum.
Metode Penggantian
Jika fase tertentu dicurigai mengalami kerusakan, Anda dapat mencoba mengganti gulungan fase tersebut dengan gulungan fase normal. Jika kerusakan motor hilang setelah penggantian, maka dapat ditentukan bahwa fase asli mengalami kerusakan.
Misalnya, ketika motor tiga fasa mengalami kerusakan dan gulungan fase C dicurigai bermasalah. Anda dapat mengganti gulungan fase C dengan gulungan fase A atau fase B. Jika motor beroperasi normal setelah penggantian, maka dapat ditentukan bahwa gulungan fase C mengalami kerusakan.
Singkatnya, melalui penerapan komprehensif metode observasi, metode pengukuran, dan metode lainnya, fase yang bermasalah pada motor tiga fasa dapat ditemukan dengan cukup akurat. Ketika mendeteksi kerusakan, perhatikan keselamatan, pastikan motor diputuskan dari sumber daya, dan ikuti metode dan langkah deteksi yang benar.