Status Saat Ini Deteksi Kegagalan Tanah Fasa Tunggal
Akurasi rendah dalam diagnosis kegagalan tanah fasa tunggal pada sistem yang tidak digrounding secara efektif disebabkan oleh beberapa faktor: struktur jaringan distribusi yang bervariasi (seperti konfigurasi berulir dan terbuka), mode grounding sistem yang beragam (termasuk tidak digrounding, digrounding dengan koil penghilang busur, dan sistem digrounding dengan hambatan rendah), peningkatan rasio tahunan kabel atau pengkabelan hybrid overhead-kabel, dan jenis kegagalan yang kompleks (seperti sambaran petir, kilatan pohon, putus kawat, dan sengatan listrik).
Klasifikasi Kegagalan Tanah

Kegagalan dalam jaringan listrik dapat melibatkan grounding logam, grounding lepas petir, grounding cabang pohon, grounding hambatan, dan grounding isolasi buruk. Mereka juga dapat mencakup berbagai skenario grounding busur, seperti busur pelepasan celah pendek, busur pelepasan celah panjang, dan busur intermiten. Karakteristik sinyal kegagalan yang ditunjukkan oleh kondisi grounding yang berbeda bervariasi dalam bentuk dan magnitudo.
Teknologi Penanganan Kegagalan Tanah
Kesulitan dalam Kegagalan Tanah
Kompleksitas Karakteristik Kegagalan Tanah
Metode Penemuan Lokasi Kegagalan Tanah Fasa Tunggal
Saat ini ada tiga kategori, total 20 metode dasar, untuk menemukan lokasi kegagalan tanah fasa tunggal:

Kecerdasan buatan (AI) adalah teknologi canggih dalam pengembangan teknologi modern. AI membangun model teoretis yang sesuai dengan mensimulasikan karakteristik manusia, hewan, atau tumbuhan, dan menyelesaikan masalah menggunakan pemikiran "seperti manusia". Terutama untuk jaringan listrik, yang pada dasarnya adalah sistem non-linear yang sangat tinggi, termasuk dalam lingkup aplikasi AI. Selain itu, penggunaan komputasi komputer meningkatkan kecepatan operasi, memungkinkan penyelesaian sistem kompleks seperti jaringan listrik.
Database Ahli: Membangun database yang mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman terkait.
Jaringan Saraf Tiruan: Mensimulasikan operasi neuron manusia untuk menyelesaikan masalah, berfungsi sebagai sistem non-linear yang sangat tinggi.
Optimisasi Koloni Semut: Algoritma yang mensimulasikan perilaku biologis semut mencari makanan untuk menyelesaikan masalah salesman keliling.
Algoritma Genetika: Mensimulasikan proses evolusi biologis untuk mendapatkan solusi optimal global atau suboptimal.
Jaring Petri: Memodelkan komponen-komponen terkait dalam sistem, mendeskripsikan fenomena di mana komponen terkait berubah dalam urutan kronologis.
Teori Himpunan Kasar: Menggunakan informasi lebih banyak dari yang diperlukan sistem sebagai input untuk memastikan deskripsi operasional sistem yang komprehensif.
Sebagian besar algoritma cerdas masih berada pada tahap teoritis, hanya sedikit yang telah diterapkan secara praktis. Namun, algoritma AI telah menunjukkan keunggulan mereka di era baru.