Penghujatan fasa tunggal, putus jalur (open-phase), dan resonansi semuanya dapat menyebabkan ketidakseimbangan tegangan tiga fasa. Membedakan dengan benar di antara mereka penting untuk perbaikan masalah yang cepat.
Penghujatan Fasa Tunggal
Walaupun penghujatan fasa tunggal menyebabkan ketidakseimbangan tegangan tiga fasa, magnitudo tegangan antara jalur tetap tidak berubah. Ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: penghujatan logam dan penghujatan non-logam.
Dalam penghujatan logam, tegangan fasa yang bermasalah turun menjadi nol, sementara tegangan dua fasa lainnya meningkat sebesar √3 (sekitar 1,732).
Dalam penghujatan non-logam, tegangan fasa yang bermasalah tidak turun menjadi nol tetapi menurun ke nilai tertentu, dan tegangan dua fasa lainnya naik—tetapi kurang dari 1,732 kali.
Putus Jalur (Open-Phase)
Putus jalur tidak hanya menyebabkan ketidakseimbangan tegangan tetapi juga mengubah nilai tegangan antara jalur.
Ketika putus satu fasa terjadi pada jalur hulu (tegangan tinggi), sistem hilir (tegangan rendah) menunjukkan penurunan tegangan tiga fasa—satu fasa sangat rendah, dan dua lainnya lebih tinggi tetapi mendekati magnitudo.
Ketika putus terjadi pada jalur lokal (tingkat yang sama), tegangan fasa yang putus turun menjadi nol, sementara tegangan fasa yang utuh tetap pada level tegangan fasa normal.
Resonansi
Resonansi juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan tegangan tiga fasa, yang ditampilkan dalam dua bentuk:
Resonansi frekuensi dasar: Karakteristiknya mirip dengan penghujatan fasa tunggal—tegangan satu fasa menurun sementara dua lainnya meningkat.
Resonansi sub-harmonis atau frekuensi tinggi: Ketiga tegangan fasa naik secara bersamaan.