Isolator biasanya terbuat dari bahan porselen dan oleh karena itu juga dikenal sebagai isolator porselen. Mereka memiliki struktur padat dengan permukaan yang diglasir untuk meningkatkan kinerja isolasi listrik. Isolator untuk tingkat tegangan yang berbeda memiliki ketinggian efektif dan konfigurasi permukaan yang berbeda. Semakin tinggi tingkat tegangan, semakin panjang isolator dan semakin banyak jumlah siripnya.
1. Fungsi Isolator
Isolator tegangan tinggi harus memiliki kekuatan isolasi listrik dan kekuatan mekanis yang cukup. Mereka terutama dibagi menjadi dua jenis: isolator stasiun dan isolator jalur.
Isolator stasiun secara luas digunakan di dalam ruangan di substasiun. Isolator stasiun lebih lanjut dibagi menjadi isolator tiang dan isolator bushing, masing-masing tersedia dalam versi indoor dan outdoor. Isolator luar ruangan umumnya dirancang dengan struktur sirip. Di substasiun, isolator tiang mendukung dan mengamankan busbar dan konduktor hidup di switchgear indoor dan outdoor, memastikan jarak isolasi yang cukup antara busbar atau konduktor hidup dan tanah. Mereka juga digunakan dalam peralatan listrik untuk mendukung konduktor penghantar arus. Isolator bushing (disingkat menjadi bushing) digunakan untuk busbar yang melewati dinding, memperbaiki konduktor di switchgear tertutup, dan menghubungkan ke konduktor eksternal (busbar).
Pada instalasi luar ruangan, isolator jalur digunakan untuk busbar fleksibel. Isolator jalur dikategorikan menjadi isolator gantung dan isolator pin.

2. Penyebab Kerusakan Isolator
Kerusakan isolator pada umumnya disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
Pemasangan yang tidak tepat menyebabkan beban mekanis melebihi nilai yang ditentukan;
Pemilihan yang salah, di mana tegangan nominal isolator lebih rendah dari tegangan operasional;
Kerusakan eksternal akibat perubahan suhu tiba-tiba, hujan es, atau gaya mekanis lainnya;
Kontaminasi permukaan, yang dapat menyebabkan flashover dalam kondisi hujan, salju, atau kabut;
Gaya elektromagnetik dan mekanis berlebihan yang bertindak pada isolator selama peristiwa short-circuit pada peralatan listrik.
3. Penyebab dan Penanganan Flashover Discharge Pada Isolator
Penyebab flashover discharge pada isolator termasuk:
Akumulasi kotoran pada permukaan isolator dan dalam rongga sirip. Meskipun isolator mungkin memiliki kekuatan dielektrik yang cukup saat kering, kekuatannya menurun saat basah, membentuk jalur pelepasan dan meningkatkan arus bocor, menyebabkan breakdown permukaan dan pelepasan;
Meskipun dengan kontaminasi permukaan minimal, overvoltage dalam sistem listrik dapat menyebabkan flashover discharge pada permukaan isolator.
Setelah flashover discharge, kinerja isolasi permukaan isolator berkurang secara signifikan dan harus segera diganti. Isolator yang tidak terkena flashover harus diperiksa dan dibersihkan. Lebih penting lagi, siklus pemeliharaan dan pembersihan harus ditetapkan berdasarkan kondisi lingkungan, dengan inspeksi dan pembersihan berkala dilakukan untuk mencegah kecelakaan flashover.

4. Inspeksi dan Pemeliharaan Rutin Isolator
Selama operasi jangka panjang, kemampuan isolasi dan kekuatan mekanis isolator secara bertahap menurun. Sambungan busbar juga dapat mengalami peningkatan resistansi kontak akibat siklus termal. Untuk memastikan operasi yang aman, pemeliharaan harus ditingkatkan, dan inspeksi rutin harus dilakukan. Praktik-praktik berikut umumnya direkomendasikan:
Jaga isolator agar tetap bersih dan bebas dari kontaminasi. Bagian porselen harus bebas dari retak atau kerusakan, dan pembersihan dan pemeriksaan reguler harus dilakukan.
Periksa tanda-tanda flashover pada permukaan porselen dan periksa perangkat keras untuk karat, kerusakan, atau pin pembelah yang hilang.
Periksa sambungan baut antara busbar atau antara busbar dan terminal peralatan untuk longgar, overheating, atau kontak buruk.
Periksa sendi ekspansi busbar untuk retak, lipatan, atau benang yang putus.
Dalam lingkungan berdebu atau korosif, tingkatkan frekuensi pembersihan isolator dan laksanakan tindakan anti-pencemaran yang efektif.