
Detektor penangkap elektron (ECD) adalah alat yang sangat sensitif yang mampu mendeteksi sulfur heksafluorida (SF6) pada konsentrasi di bawah 1 ppmv. Sensitivitas ini berasal dari koefisien penangkapan elektron SF6 yang tinggi, yang merujuk pada kemampuannya yang kuat untuk menangkap elektron. Elektron bebas yang tersedia untuk menempel pada molekul SF6 dihasilkan oleh sumber radioaktif di dalam ECD. Biasanya, ECD menggunakan emiter radioaktif dalam bentuk membran logam yang dilapisi radionuklida nikel.
Ketika detektor beroperasi, elektron yang dipancarkan oleh sumber radioaktif dipercepat oleh medan listrik. Elektron-elektron yang dipercepat ini kemudian mengion gas latar belakang, yang biasanya adalah udara ambien. Sebagai hasilnya, arus ionisasi steady-state terbentuk ketika ion dan elektron dikumpulkan di elektroda.
Ketika SF6 hadir dalam sampel udara yang dianalisis, ia mengurangi jumlah elektron bebas dalam sistem. Ini terjadi karena elektron menjadi melekat pada molekul SF6. Penurunan arus ionisasi sebanding dengan konsentrasi SF6 dalam sampel. Namun, perlu dicatat bahwa molekul lain juga memiliki koefisien penangkapan elektron tertentu, yang berarti detektor sensitif tidak hanya terhadap SF6 tetapi juga terhadap molekul-molekul lain tersebut.
Pada dasarnya, ECD berfungsi sebagai detektor laju alir. Hal ini karena sensor memompa sampel gas melalui medan listrik dengan kecepatan konstan. Melalui prosedur kalibrasi, data laju alir diubah secara internal menjadi konsentrasi SF6 dan kemudian direkam dalam bagian per juta volume (ppmv).
Foto yang menyertai menunjukkan detektor penangkap elektron (ECD).