Ringkasan Masalah Terkait Ambang Batas dan Perhitungan Hambatan Pengamanan Jaringan Distribusi
Dalam operasi jaringan distribusi, kemampuan yang kurang untuk mengidentifikasi hambatan pengamanan adalah isu kunci yang mempengaruhi penilaian kerusakan. Untuk menetapkan ambang batas dengan tepat, perlu dipertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif.
I. Kesulitan dan Arah dalam Menyeimbangkan Ambang Batas
Kondisi operasi hambatan pengamanan sangat kompleks. Media pengamanan dapat mencakup cabang pohon, tanah, isolator rusak, pelindung petir rusak, pasir basah, rumput kering, padang rumput kering, rumput basah, beton bertulang, aspal, dan lainnya. Bentuk-bentuk pengamanan juga bervariasi, termasuk pengamanan logam, pengamanan petir, pengamanan cabang pohon, pengamanan hambatan (dibagi menjadi hambatan rendah dan hambatan tinggi, dan ada juga pengamanan hambatan sangat tinggi, tanpa standar pembagian otoritatif antara hambatan tinggi dan rendah).
Ada juga bentuk pengamanan busur seperti pengamanan kegagalan isolasi, pengamanan putus, busur peluncuran celah pendek, busur peluncuran celah panjang, dan busur intermiten. Untuk menyeimbangkan ambang batas antara sensitivitas dan keandalan, diperlukan kombinasi data operasi aktual jaringan distribusi, proporsi jenis kerusakan, melakukan banyak simulasi dan uji lapangan, menganalisis karakteristik hambatan pengamanan di bawah kondisi dan bentuk operasi yang berbeda, membangun model perhitungan ambang batas yang mencakup berbagai faktor pengaruh, dan menyesuaikan ambang batas secara dinamis.
II. Nilai Kunci dari Perhitungan Hambatan Pengamanan
Untuk masalah pengamanan hambatan tinggi, menghitung nilai hambatan pengamanan sangat penting untuk penilaian kerusakan. Dikarenakan kesulitan yang tinggi dalam mengidentifikasi kerusakan pengamanan hambatan tinggi, perhitungan nilai hambatan yang akurat dapat memberikan dasar inti untuk menilai sifat kerusakan dan menemukan titik kerusakan, membantu personel operasi dan pemeliharaan untuk menangani kerusakan dengan cepat, dan menghindari penyebaran kerusakan.
III. Optimalisasi Proses Konfirmasi Kerusakan Pengamanan
Setelah terjadi kerusakan pengamanan, nilai sampel arus tiga fasa dapat diekstrak, dikombinasikan dengan data seperti tegangan dan komponen nol-sekuens, dan algoritma (seperti transformasi wavelet, analisis Fourier, dll.) dapat digunakan untuk memproses sinyal, mengidentifikasi karakteristik kerusakan dengan akurat, membentuk dasar untuk perhitungan hambatan dan penilaian ambang batas selanjutnya, dan meningkatkan akurasi dan ketepatan waktu deteksi kerusakan pengamanan.
Konfirmasi kerusakan pengamanan: Setelah terjadi kerusakan pengamanan, ambil variasi nilai sampel arus tiga fasa:

N adalah jumlah titik sampel dalam satu siklus frekuensi daya.
Misalkan terdapat kerusakan pada Fasa A. Perhitungan adalah selisih antara nilai sampel arus fasa kerusakan dan rata-rata variasi nilai sampel arus dua fasa non-kerusakan.

Misalkan kapasitansi ke tanah setiap fasa jalur adalah c. Arus tiga fasa yang mengalir melalui terminal jalur adalah iA, iB, dan iC masing-masing; arus kapasitansi setiap fasa ke tanah adalah iCA, iCB, dan iCC masing-masing; arus beban setiap fasa jalur adalah iLA, iLB, dan iLC masing-masing.

Dalam jaringan listrik sebenarnya, arus beban tiga fasa tetap tidak berubah sebelum dan sesudah terjadinya kerusakan, yaitu, iLA=i′LA,iLB=i′LB,iLC=i′LC.
Kemudian, variasi arus setiap fasa jalur kerusakan sebelum dan sesudah kerusakan dapat dihitung sebagai:

Konfirmasi nilai arus kerusakan pengamanan: selisih antara variasi nilai sampel arus fasa kerusakan dan rata-rata variasi nilai sampel arus dua fasa non-kerusakan dalam jalur kerusakan:

Kemudian, nilai hambatan kerusakan pengamanan dapat dihitung sebagai:
