Jenis Regulator Tegangan Statis
Regulator tegangan statis lebih unggul dibandingkan regulator elektromekanik dalam hal akurasi kontrol, respons, keandalan, dan perawatan. Regulator tegangan statis terutama diklasifikasikan menjadi dua jenis. Mereka adalah;
Regulator Tegangan Jenis Servo
Regulator Pengatur Amplifier Magnetik
Jenis-jenis regulator tegangan statis dijelaskan secara rinci di bawah ini;
Regulator Tegangan Jenis Servo
Fitur utama dari regulator tegangan jenis servo adalah penggunaan amplidyne. Amplidyne adalah jenis amplifier elektromekanik yang memperbesar sinyal. Sistem ini berisi eksiter utama yang digerakkan dari poros alternator dan eksiter tambahan yang gulungan medannya dikendalikan oleh amplidyne.
Baik eksiter tambahan maupun amplidyne digerakkan oleh motor DC yang terhubung ke kedua mesin tersebut. Eksiter utama memiliki rangkaian magnetik yang jenuh sehingga memiliki output tegangan kasar. Armatur eksiter utama dan eksiter tambahan dihubungkan secara seri, dan kombinasi seri ini mengeksitasi gulungan medan alternator.
Kerja Regulator Tegangan Jenis Servo
Trafo potensial menyediakan sinyal yang proporsional dengan sinyal output alternator. Terminal output alternator dihubungkan ke amplifier elektronik. Ketika terjadi penyimpangan pada tegangan output alternator, maka amplifier elektronik mengirim tegangan ke amplidyne. Output amplidyne memberi tegangan ke lapangan kendali amplidyne dan karenanya mengubah lapangan eksiter tambahan. Dengan demikian, eksiter tambahan dan eksiter utama secara seri menyesuaikan arus eksitasi alternator.
Regulator Pengatur Amplifier Magnetik
Elemen kunci dari amplifier magnetik adalah kumparan inti baja yang memiliki gulungan tambahan yang diberdayakan oleh arus searah (DC). Gulungan tambahan ini berfungsi untuk mengontrol arus bolak-balik (AC) daya tinggi menggunakan DC daya rendah. Inti baja regulator dilengkapi dengan dua gulungan AC identik, yang juga disebut sebagai gulungan beban. Gulungan-gulungan AC ini dapat dihubungkan baik secara seri maupun paralel, dan dalam kedua kasus, mereka dihubungkan secara seri dengan beban.
Konfigurasi gulungan seri digunakan ketika diperlukan respons singkat dan tegangan tinggi, sementara pengaturan gulungan paralel digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan respons lambat. Gulungan kendali diberdayakan oleh arus searah (DC). Ketika tidak ada arus yang mengalir melalui gulungan beban, gulungan AC menampilkan impedansi dan induktansi tertinggi terhadap sumber AC. Akibatnya, arus bolak-balik yang disuplai ke beban dibatasi oleh reaktansi induktif tinggi, menghasilkan tegangan beban rendah.
Ketika tegangan DC diterapkan, fluks magnetik DC melewati inti, mendorongnya menuju jenuh magnetik. Proses ini mengurangi induktansi dan impedansi gulungan AC. Seiring bertambahnya arus DC melalui gulungan kendali, arus bolak-balik yang mengalir melalui gulungan medan juga meningkat. Oleh karena itu, penyesuaian kecil pada magnitudo arus beban dapat menghasilkan variasi signifikan pada tegangan beban.