
Pengujian bias dielektrik adalah prosedur kritis yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja isolasi pemutus sirkuit (CB) tegangan tinggi dalam kondisi yang mensimulasikan tekanan tegangan dunia nyata. Dalam uji ini, pemutus sirkuit dikenakan dua tegangan secara bersamaan: tegangan frekuensi daya (PF) dan impuls pindah (SW) atau impuls petir (LI). Kombinasi tegangan ini meniru kondisi tegangan sebenarnya yang mungkin dialami oleh pemutus sirkuit terbuka selama operasi.
Tegangan Frekuensi Daya (PF):
Diterapkan pada satu terminal (Terminal A).
Untuk uji bias SW, tegangan PF sesuai dengan tegangan fasa-ke-tanah nominal sistem. Ini mencerminkan kondisi dunia nyata di mana overvoltage pindah sering terjadi dekat puncak gelombang tegangan frekuensi daya.
Untuk uji bias LI, tegangan PF ditetapkan pada 70% dari tegangan fasa-ke-tanah nominal. Hal ini karena overvoltage petir dapat terjadi pada titik waktu manapun, dan standar telah memilih kompromi antara kondisi stres paling ringan dan paling berat.
Tegangan Impuls (SW atau LI):
Diterapkan pada terminal lainnya (Terminal B).
Tegangan impuls disinkronkan untuk bertepatan dengan puncak berlawanan dari tegangan frekuensi daya. Ini berarti bahwa jika tegangan PF berada pada puncak negatif, tegangan impuls akan diterapkan pada puncak positif, dan sebaliknya.
Tegangan total antara terminal adalah jumlah dari tegangan PF dan tegangan impuls.
Untuk uji bias SW, impuls pindah disinkronkan dengan nilai maksimum tegangan PF negatif. Ini memastikan bahwa pemutus sirkuit diuji dalam kondisi paling parah, karena overvoltage pindah biasanya terjadi ketika tegangan frekuensi daya mendekati puncaknya.
Untuk uji bias LI, impuls petir juga disinkronkan dengan puncak negatif tegangan PF, tetapi tegangan PF lebih rendah (70% dari tegangan nominal) karena sifat acak petir.
Tujuan pengujian bias dielektrik adalah untuk memastikan bahwa sistem isolasi pemutus sirkuit dapat menahan efek kombinasi dari tegangan frekuensi daya dan tegangan impuls, yang umum dalam aplikasi dunia nyata. Dengan mengenakan CB pada kondisi-kondisi ini, produsen dapat memverifikasi bahwa isolasi tidak akan rusak di bawah skenario tegangan paling menantang.
Dalam skenario berikut, pemutus sirkuit tegangan tinggi ABB sedang diuji dalam kondisi bias dielektrik:
Terminal A: Tegangan frekuensi daya (PF) diterapkan.
Terminal B: Impuls pindah (SW) atau impuls petir (LI) diterapkan, disinkronkan dengan nilai maksimum tegangan PF negatif.
Pengaturan ini memastikan bahwa pemutus sirkuit diuji dalam kondisi yang sangat mirip dengan yang akan ditemui dalam operasi sebenarnya, memberikan penilaian yang andal tentang kinerja isolasinya.
Tegangan PF: Diterapkan pada satu terminal, sesuai dengan tegangan fasa-ke-tanah nominal untuk uji bias SW atau 70% dari tegangan nominal untuk uji bias LI.
Tegangan Impuls: Diterapkan pada terminal lain, disinkronkan dengan puncak berlawanan dari tegangan PF.
Tegangan Total: Jumlah dari tegangan PF dan tegangan impuls.
Sinkronisasi: Untuk uji bias SW, impuls disinkronkan dengan tegangan PF negatif maksimum; untuk uji bias LI, sinkronisasi yang sama digunakan, tetapi dengan tegangan PF yang lebih rendah.
Tujuan: Meniru kondisi tegangan dunia nyata dan memastikan isolasi pemutus sirkuit dapat menangani stres gabungan dari tegangan frekuensi daya dan tegangan impuls.