1. Pilihan Konfigurasi Transformator Arus Rendah
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pemilihan transformator arus rendah yang salah dalam projek konstruksi sipil. Sebagai contoh, faktor umum termasuk masalah desain: koefisien yang dihitung untuk beban peralatan elektrik dirancang terlalu besar, atau rasio transformasi transformator arus dipilih dengan tidak tepat. Serangkaian alasan ini akan mempengaruhi penggunaan peralatan elektrik. Oleh karena itu, dalam konfigurasi dan pemasangan transformator arus rendah, isu pertama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan konfigurasi transformator arus rendah.
Pertama, pilih tegangan nominal dan kapasitas. Ketika memilih tegangan nominal, perhatikan besarnya tegangan nominal arus rendah. Tegangan nominal yang dipilih harus memenuhi kebutuhan sirkuit yang akan diukur. Dalam pemilihan kapasitas nominal, perlu diperhatikan bahwa besarnya kapasitas sekunder transformator arus rendah memiliki dampak besar pada kesalahan sudut. Beban sekunder aktual yang dipilih biasanya lebih kecil daripada beban sekunder nominal.
Kedua, tentukan arus primer nominal transformator arus rendah. Ketika transformator arus beroperasi, diperlukan untuk memastikan bahwa arus beban aktual mencapai rentang tertentu. Secara umum, arus tersebut perlu mencapai lebih dari 50% dari arus primer, dan setidaknya tidak kurang dari 30%, agar dapat menjamin operasi normal transformator arus rendah dan membuat nilai yang diperoleh selama pengukuran menjadi lebih akurat. Secara umum, besarnya arus primer transformator arus berkaitan erat dengan arus eksitasi. Ketika besarnya berada dalam kisaran 20% hingga 120% dari arus nominal, maka keakuratan nilai yang diperoleh selama pengukuran tinggi.
Selain itu, perhatikan tingkat keakuratan saat memilih. Secara umum, ada beberapa persyaratan untuk tingkat keakuratan transformator arus, dan seharusnya setidaknya 0.2 - 0.5S, karena arus transformator arus S-level berada dalam kisaran 1% hingga 120%, dan pengukurannya relatif akurat.
2. Analisis Titik Kunci Penyambungan Sirkuit Sekunder
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan sirkuit sekunder. Pertama, lakukan pekerjaan pemilihan kabel dengan baik. Pemilihan kabel berkaitan dengan operasi normal seluruh transformator arus. Kabel yang digunakan antara kotak meter energi listrik dan transformator arus adalah kabel tembaga inti tunggal isolasi. Selain itu, ada beberapa persyaratan untuk luas penampang kabel penghubung. Penentuan ukuran luasnya perlu didasarkan pada besarnya beban sekunder nominal transformator arus. Luas penampang sirkuit tegangan dan sirkuit arus harus dikontrol dalam nilai-nilai tertentu. Misalnya, luas penampang sirkuit tegangan harus lebih dari 2.5 milimeter persegi, dan luas penampang sirkuit arus harus lebih dari 4 milimeter persegi.
Kedua, ada beberapa persyaratan untuk penataan dan warna fase kabel. Ketika menata kabel, nomori kabel sirkuit tegangan dan arus. Nomor harus dilakukan sesuai dengan terminal pada gambar. Kabel harus ditata dalam urutan fase positif, dan tidak boleh ada fenomena melilit selama penataan. Untuk warna fase kabel, untuk tiga jenis kabel yang berbeda L1, L2, dan L3, gunakan kabel dengan warna yang berbeda masing-masing. L1 berwarna kuning, L2 berwarna hijau, dan L3 berwarna merah. Untuk kabel netral, warna kabel yang digunakan umumnya hitam, atau biru muda bisa dipilih. Membedakan kabel dengan warna memudahkan pekerjaan inspeksi dan dapat mendeteksi apakah kabel terhubung dengan akurat dalam waktu singkat.
Selain itu, perhatikan metode penyambungan. Ketika menyambung, hubungkan terminal transformator ke blok terminal uji. Keduanya dihubungkan langsung, tanpa ada sambungan atau kontak di antaranya. Secara umum, untuk sirkuit sekunder meter energi, ketika tiga transformator arus saling terhubung, jumlah kabel yang dibutuhkan mencapai 6. Selain itu, kabel bersama akan digunakan untuk menghubungkan guna meningkatkan keakuratan pengukuran. Melalui pengenalan kabel tegangan, prosedurnya adalah menghubungkan tegangan ke meter energi listrik tiga fasa empat kawat rendah melalui transformator arus. Ketika mengenalkan kabel tegangan, pilih metode akses terpisah untuk sambungan, terpisah dari kabel arus. Ujung lain dari kabel pengenalan tegangan dihubungkan ke terminal pasokan primer transformator arus, dan terpisah dari busbar arus. Jangan dikeluarkan dari posisi baut penghubung di kedua ujung busbar, dan harus dipastikan bahwa transformator arus dan kabel pengenalan tegangan terhubung dengan baik.
3. Analisis Jumlah Putaran Gulungan Konduktor Primer
Arus primer transformator arus rendah berkorespondensi dengan jumlah putaran gulungan primer. Penentuan jumlah putaran gulungan perlu didasarkan pada arus beban, parameter yang dicantumkan pada transformator arus, dan rasio arus beban. Informasi ini digunakan untuk menentukan jumlah putaran gulungan, sehingga jumlah putaran yang ditentukan akurat. Jumlah putaran dihitung berdasarkan pusat rasio transformasi sebagai acuan. Jumlah putaran yang tidak melewati pusat transformator arus tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan. Misalnya, jumlah putaran yang melilit di luar tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan putaran. Jumlah kali kabel primer melewati lubang pusat transformator arus adalah jumlah putaran.
Ketika melakukan pekerjaan konfigurasi dan pemasangan transformator arus rendah, jika secara ekonomi memungkinkan, cobalah untuk memilih transformator arus tipe gulungan. Alasannya utamanya adalah transformator tipe gulungan berbeda dari transformator biasa, dan dapat menjamin kebenaran jumlah putaran gulungan dan menghindari kesalahan. Transformator tipe bus melalui inti sering kali memiliki kesalahan dalam jumlah putaran gulungan. Yang lebih penting, konduktor primer transformator tipe bus melalui inti tidak melewati bagian pusat, dan keakuratan pengukuran rendah.
4. Kesimpulan
Dalam pekerjaan pemasangan konfigurasi transformator arus rendah, pemilihan konfigurasi sangat penting dan berkaitan erat dengan keamanan dan keandalan sistem tenaga. Oleh karena itu, dalam pemasangan transformator arus rendah, perhatikan pemilihan konfigurasi transformator arus rendah, titik kunci penyambungan sirkuit sekunder, dan jumlah putaran gulungan konduktor primer, agar dapat menjamin operasi lancar peralatan elektrik.