Faktor daya leading dan lagging adalah dua konsep kunci yang terkait dengan faktor daya dalam sistem listrik AC. Perbedaan utama terletak pada hubungan fase antara arus dan tegangan: dalam faktor daya leading, arus mendahului tegangan, sedangkan dalam faktor daya lagging, arus tertinggal di belakang tegangan. Perilaku ini tergantung pada sifat beban dalam rangkaian.
Apa itu Faktor Daya?
Faktor daya adalah parameter penting tanpa dimensi dalam sistem listrik AC, berlaku untuk kedua rangkaian fasa tunggal maupun tiga fasa. Faktor daya didefinisikan sebagai rasio dari daya sebenarnya (atau nyata) terhadap daya tampak.
Dalam rangkaian DC, daya dapat ditentukan langsung dengan mengalikan pembacaan tegangan dan arus. Namun, dalam rangkaian AC, hasil perkalian ini menghasilkan daya tampak, bukan daya yang sebenarnya dikonsumsi. Hal ini karena total daya yang disuplai (daya tampak) tidak sepenuhnya digunakan; bagian yang melakukan pekerjaan bermanfaat disebut daya sebenarnya.
Secara sederhana, faktor daya adalah kosinus dari sudut fase antara tegangan (V) dan arus (I). Untuk beban linear dalam rangkaian AC, faktor daya berkisar dari -1 hingga 1. Nilai yang lebih dekat ke 1 menunjukkan sistem yang lebih efisien dan stabil.
Definisi Faktor Daya Leading
Faktor daya leading terjadi ketika ada beban kapasitif dalam rangkaian. Dalam beban kapasitif murni atau resistif-kapasitif (RC), arus mendahului tegangan suplai, menghasilkan faktor daya leading.
Karena faktor daya adalah rasio dari daya sebenarnya terhadap daya tampak—dan untuk gelombang sinus, kosinus dari sudut fase antara tegangan dan arus—arus yang mendahului menciptakan sudut fase positif, memberikan faktor daya leading.

Seperti yang terlihat dari gambar di atas, arus I melewati sumbu waktu di nol lebih awal dalam fase dibandingkan tegangan V. Kondisi ini dikenal sebagai faktor daya leading. Gambar di bawah ini mengilustrasikan segitiga daya untuk faktor daya leading.

Definisi Faktor Daya Lagging
Faktor daya lagging dalam rangkaian AC terjadi ketika beban bersifat induktif. Ini karena, dalam keberadaan beban induktif murni atau resistif-induktif, terdapat perbedaan fase antara tegangan dan arus sehingga arus tertinggal di belakang tegangan. Sebagai hasilnya, faktor daya dari rangkaian tersebut dikatakan lagging.
Pertimbangkan bentuk gelombang tegangan suplai dan arus melalui beban induktif murni:

Di sini, arus melewati titik nol sumbu waktu pada fase yang lebih lambat dibandingkan tegangan, menghasilkan faktor daya lagging. Segitiga daya untuk faktor daya lagging ditunjukkan di bawah ini:

Kesimpulan
Dari diskusi di atas, dapat disimpulkan bahwa secara ideal, tegangan dan arus diasumsikan berada dalam fase, menghasilkan sudut fase 0° antara keduanya. Namun, dalam praktiknya, terdapat perbedaan fase, dan hal ini direpresentasikan oleh faktor daya dari rangkaian.