Kerusakan listrik impedansi tinggi (High Impedance Fault, HIF) dan kerusakan impedansi rendah memiliki perbedaan signifikan dalam karakteristik dan bahaya yang ditimbulkan pada sistem listrik. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk diagnosis dan pencegahan kerusakan. Berikut adalah perbedaan dasar antara kedua jenis kerusakan tersebut dan bagaimana mengidentifikasinya:
Impedansi Lebih Tinggi: Pada kerusakan listrik impedansi tinggi, impedansi di titik kerusakan lebih tinggi, artinya resistensi terhadap aliran arus lebih besar.
Arus Lebih Rendah: Karena impedansi yang lebih tinggi, arus yang mengalir melalui titik kerusakan biasanya lebih rendah, sehingga sulit dideteksi oleh perangkat pelindung overcurrent tradisional.
Pemanasan Lokal: Meskipun arusnya lebih rendah, karena resistensi yang lebih tinggi, pemanasan lokal dapat terjadi di dekat titik kerusakan.
Intermiten: Kerusakan impedansi tinggi mungkin bersifat intermiten, sehingga sulit dideteksi dengan metode pemantauan konvensional.
Deteksi Suhu: Gunakan termografi inframerah untuk memeriksa distribusi suhu peralatan listrik; titik panas abnormal mungkin menunjukkan adanya kerusakan impedansi tinggi.
Deteksi Tegangan: Ukur perubahan tegangan di dekat titik kerusakan; kerusakan impedansi tinggi dapat menyebabkan fluktuasi tegangan.
Pemantauan Audio: Kerusakan impedansi tinggi mungkin menghasilkan suara desis atau dengungan, yang dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi kerusakan.
Deteksi Pembacaan Parsial: Gunakan peralatan deteksi pembacaan parsial (deteksi PD); kerusakan impedansi tinggi sering melibatkan fenomena pembacaan parsial.
Analisis Harmonisa: Gunakan alat analisis harmonisa untuk mendeteksi konten harmonisa di jaringan listrik; kerusakan impedansi tinggi dapat meningkatkan harmonisa.
Impedansi Lebih Rendah: Pada kerusakan listrik impedansi rendah, impedansi di titik kerusakan lebih rendah, artinya resistensi terhadap aliran arus minimal.
Arus Lebih Tinggi: Karena impedansi yang lebih rendah, arus yang mengalir melalui titik kerusakan signifikan, mudah memicu perangkat pelindung untuk beroperasi atau menyebabkan sekering putus.
Tanda Kerusakan Jelas: Kerusakan impedansi rendah biasanya menunjukkan tanda-tanda jelas seperti percikan, asap, atau terbakar.
Berlanjut: Kerusakan impedansi rendah cenderung berkelanjutan dan lebih mudah dideteksi melalui metode pemantauan standar.
Deteksi Arus: Gunakan transformator arus (CTs) untuk mengukur arus; arus yang lebih tinggi mungkin menunjukkan adanya kerusakan impedansi rendah.
Deteksi Tegangan: Ukur perubahan tegangan di dekat titik kerusakan; kerusakan impedansi rendah dapat menyebabkan penurunan tegangan.
Aksi Perangkat Pelindung: Amati aksi perangkat pelindung, seperti pemutusan sirkuit atau sekering putus, yang merupakan tanda-tanda khas dari kerusakan impedansi rendah.
Indikator Kerusakan: Cari tanda-tanda kerusakan yang jelas, seperti percikan, asap, dll.
Kerusakan listrik impedansi tinggi dan kerusakan impedansi rendah menunjukkan karakteristik yang berbeda dalam sistem listrik, dan metode identifikasi mereka juga bervariasi. Kerusakan impedansi tinggi, yang ditandai dengan arus yang lebih rendah, sulit dideteksi oleh perangkat pelindung tradisional dan membutuhkan metode seperti deteksi suhu, deteksi tegangan, pemantauan audio, dan deteksi pembacaan parsial. Sebaliknya, kerusakan impedansi rendah, yang ditandai dengan arus yang lebih tinggi, lebih mudah dideteksi melalui deteksi arus, deteksi tegangan, dan pengamatan aksi perangkat pelindung.
Dalam aplikasi praktis, untuk memastikan operasi aman sistem listrik, inspeksi dan pemeliharaan rutin peralatan listrik harus dilakukan, serta langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengidentifikasi dan menangani potensi kerusakan impedansi tinggi dan rendah secara cepat.