I. Mengukur arus kecil menggunakan amperemeter
Pilih amperemeter yang sesuai
Pilih rentang amperemeter berdasarkan magnitudo arus yang diperkirakan. Jika magnitudo arus tidak pasti, pilihlah rentang yang lebih besar untuk pengukuran percobaan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan pada amperemeter akibat arus melebihi rentang. Misalnya, jika arus yang diperkirakan berada pada level miliampere, pilihlah meter miliampere.
Pada saat yang sama, perhatikan jenis amperemeter. Ada amperemeter DC dan AC. Untuk arus DC, gunakan amperemeter DC; untuk arus AC, gunakan amperemeter AC.
Hubungkan amperemeter
Hubungkan secara seri: Hubungkan amperemeter secara seri ke rangkaian yang diukur. Hal ini karena arus sama di mana-mana dalam rangkaian seri. Hanya dengan menghubungkan secara seri, arus dalam rangkaian dapat diukur dengan akurat.
Misalnya, dalam rangkaian DC sederhana, putuskan cabang di mana arus akan diukur, dan hubungkan terminal positif dan negatif amperemeter ke kedua ujung putusan tersebut masing-masing. Pastikan arus mengalir masuk ke terminal positif amperemeter dan keluar dari terminal negatif. Untuk amperemeter AC, umumnya tidak ada perbedaan antara kutub positif dan negatif, tetapi juga perhatikan stabilitas koneksi.
Lakukan pengukuran
Setelah menghubungkan amperemeter, nyalakan saklar rangkaian. Pada saat itu, jarum amperemeter akan bergerak. Baca nilai skala yang ditunjukkan oleh jarum amperemeter. Nilai ini adalah magnitudo arus dalam rangkaian yang diukur.
Saat membaca data, perhatikan nilai pembagian skala dial amperemeter. Misalnya, nilai pembagian dari meter miliampere mungkin 0,1mA. Baca data dengan akurat berdasarkan posisi jarum.
Operasi setelah pengukuran
Setelah pengukuran selesai, matikan terlebih dahulu saklar rangkaian, dan kemudian lepaskan amperemeter dari rangkaian. Simpan amperemeter dengan baik untuk menghindari benturan atau penempatan di lingkungan yang keras seperti kelembaban dan suhu tinggi.
II. Mengukur arus kecil menggunakan multimeter
Pilih rentang dan posisi fungsi multimeter
Atur multimeter ke posisi pengukuran arus. Seperti amperemeter, pilihlah rentang yang sesuai berdasarkan magnitudo arus yang diperkirakan. Jika magnitudo arus tidak pasti, pilihlah rentang yang lebih besar untuk pengukuran percobaan.
Pada saat yang sama, perhatikan apakah arus tersebut DC atau AC. Untuk arus DC, atur multimeter ke posisi arus DC; untuk arus AC, atur multimeter ke posisi arus AC. Misalnya, saat mengukur arus dalam rangkaian bertenaga baterai, gunakan posisi arus DC.
Hubungkan multimeter
Juga hubungkan multimeter secara seri ke rangkaian yang diukur. Cari colokan pengukuran arus multimeter. Untuk rentang yang berbeda, mungkin ada colokan yang berbeda. Umumnya, masukkan ujung merah ke colokan pengukuran arus dan ujung hitam ke colokan umum (COM).
Misalnya, saat mengukur arus DC perangkat elektronik berdaya rendah, putuskan terlebih dahulu rangkaian, masukkan ujung merah ke colokan pengukuran arus DC yang sesuai, masukkan ujung hitam ke colokan COM, dan kemudian hubungkan ujung merah dan hitam secara seri ke rangkaian yang diputus.
Ukur dan baca data
Setelah terhubung, nyalakan sumber daya rangkaian yang diukur. Angka yang ditampilkan pada multimeter adalah magnitudo arus yang diukur.
Saat membaca data, perhatikan unit dan presisi yang ditampilkan pada multimeter. Beberapa multimeter dapat beralih unit secara otomatis, misalnya beralih antara miliampere dan mikroampere. Rekam data dengan akurat sesuai situasi yang sebenarnya.
Operasi setelah pengukuran
Setelah pengukuran selesai, matikan terlebih dahulu sumber daya rangkaian yang diukur, dan kemudian lepaskan multimeter dari rangkaian. Atur posisi fungsi multimeter ke posisi pengukuran tegangan atau posisi lain yang bukan pengukuran arus untuk mencegah kerusakan pada multimeter akibat kesalahan operasi selanjutnya. Sementara itu, letakkan ujung-ujung dengan baik untuk menghindari kerusakan pada ujung-ujung tersebut.