I. Pengujian Hambatan DC pada Lilitan Primer dan Sekunder Transformator:
Hambatan DC pada lilitan primer dan sekunder transformator dapat diukur menggunakan metode empat kabel (Kelvin), yang didasarkan pada prinsip pengukuran hambatan yang akurat.
Dalam metode empat kabel, dua ujung kabel pengujian terhubung ke kedua ujung lilitan yang diuji, sementara dua kabel lainnya terhubung ke terminal lilitan yang berdekatan. Sumber daya AC kemudian diterapkan ke dua kabel yang terhubung ke lilitan yang berdekatan. Menggunakan multimeter, tegangan DC dan arus diukur, dan hambatan DC dari lilitan yang diuji ditentukan. Akhirnya, nilai hambatan DC dihitung menggunakan rumus metode empat kabel.
Perlu dicatat bahwa pengukuran hambatan DC pada lilitan transformator harus dilakukan dengan peralatan listrik dalam keadaan tidak berenergi. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan kontaminan udara harus dipertimbangkan, dan perhatian harus diberikan untuk mencegah gangguan dari kabel pengujian yang bersentuhan dengan peralatan lain.

II. Pengujian Hambatan Isolasi pada Lilitan Transformator:
Hambatan isolasi pada lilitan transformator merujuk pada hambatan antara lilitan dan tanah. Dua metode umum untuk menguji hambatan isolasi lilitan adalah:
Metode Pengukuran Multimeter: Putuskan pasokan daya transformator, hubungkan dua ujung kabel multimeter ke dua terminal lilitan, setel multimeter ke mode resistansi (ohmmeter), dan baca nilai hambatan isolasi. Metode ini cocok untuk transformator kapasitas kecil.
Metode Pengukuran Jembatan Seimbang (Jembatan Wheatstone): Hubungkan transformator ke sirkuit jembatan seimbang dan gunakan metode pengukuran balik untuk menentukan hambatan isolasi lilitan. Sirkuit jembatan mencakup osilator, detektor, dan sirkuit penyesuaian halus, yang bekerja sama untuk memberikan pembacaan hambatan isolasi lilitan. Metode ini cocok untuk transformator kapasitas besar.
Penting untuk menghilangkan gangguan eksternal sebelum melakukan pengujian dan memastikan bahwa multimeter atau perangkat pengukuran jembatan memiliki akurasi dan keandalan tinggi untuk menjamin akurasi pengujian. Pengujian hambatan isolasi lilitan transformator secara teratur dapat efektif mencegah kegagalan listrik.
III. Pengujian Tegangan Penahan AC pada Lilitan Transformator:
Pengujian tegangan penahan AC mengevaluasi kemampuan lilitan transformator untuk menahan tegangan tinggi di bawah medan listrik arus bolak-balik (AC) pada tegangan tertentu. Pengujian ini secara efektif menilai kinerja isolasi listrik transformator dan membantu mencegah kegagalan listrik karena ketidakcukupan daya tahan isolasi.
Langkah-langkah spesifik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut:
Persiapkan peralatan uji: Termasuk generator tegangan tinggi AC, transformator arus, meter tegangan tinggi, voltmeter, dll.
Jaminan keselamatan: Verifikasi bahwa peralatan uji aman dan andal. Personel harus mengenakan perlindungan dan mematuhi protokol keselamatan tempat kerja.
Persiapan uji: Hubungkan pasokan daya uji ke lilitan transformator. Pilih tegangan dan frekuensi uji sesuai dengan tegangan dan frekuensi nominal transformator, dan atur durasi uji.
Prosedur uji: Terapkan tegangan AC stabil pada arus uji yang dipilih dan catat nilai tegangan dan arus.
Evaluasi hasil: Setelah uji, putuskan apakah kemampuan penahanan tegangan lilitan memenuhi persyaratan berdasarkan standar dan hasil uji yang ditetapkan.

Catatan: Selama pengujian tegangan penahan AC, periksa dengan hati-hati koneksi daya, rangkaian uji, hambatan isolasi, dan grounding untuk memastikan seluruh proses uji aman dan andal. Jika hasil uji tidak memenuhi persyaratan, transformator harus diperbaiki atau diganti segera untuk memastikan operasi peralatan listrik dan keselamatan personel.
IV. Pengujian Ketepatan Pengukuran Suhu Transformator:
Suhu transformator adalah parameter referensi kritis selama operasi normal dan sangat penting untuk memastikan operasi yang aman. Untuk memverifikasi ketepatan pengukuran suhu, pengujian ketepatan harus dilakukan.
Langkah-langkah spesifik untuk menguji ketepatan pengukuran suhu transformator adalah sebagai berikut:
Persiapkan peralatan uji: Termometer dan perangkat kalibrasi diperlukan.
Tetapkan standar pengukuran: Tentukan standar pengukuran termometer berdasarkan kondisi aktual dan standar yang berlaku.
Kalibrasi: Letakkan termometer di perangkat kalibrasi dan kalibrasi. Jika terdapat penyimpangan, koreksi termometer berdasarkan nilai penyimpangan aktual.
Lakukan pengukuran suhu: Letakkan termometer yang telah dikalibrasi di titik pengukuran suhu yang ditentukan pada transformator. Catat pembacaan termometer, bersama dengan waktu pengujian dan suhu lingkungan.
Analisis hasil: Bandingkan pembacaan suhu yang diukur dengan suhu aktual, hitung penyimpangan pengukuran, dan evaluasi ketepatan pengukuran.
Catatan: Pengujian ketepatan harus dilakukan di beberapa titik pengukuran suhu. Selain itu, pengukuran suhu harus dilakukan saat transformator beroperasi dalam kondisi stabil untuk mendapatkan hasil yang paling akurat. Titik pengukuran dengan penyimpangan signifikan harus disesuaikan atau probe suhunya diganti segera untuk memastikan pembacaan yang akurat.