1. Apa yang Menyebabkan Kerusakan Trafo Karena Sambaran Petir?
Sambaran Petir Langsung: Ketika petir secara langsung mengenai trafo atau garis transmisi di dekatnya, ia menghasilkan arus sementara yang sangat besar yang segera mengalir melalui lilitan dan inti trafo. Hal ini menyebabkan bahan isolasi memanas dengan cepat—bahkan meleleh—yang mengakibatkan korsleting lilitan atau kebakaran. Kerusakan dari sambaran langsung seringkali bersifat kritis.
Tegangan yang Diinduksi oleh Petir (Induksi Elektromagnetik): Bahkan jika petir tidak mengenai trafo secara langsung, medan elektromagnetik kuatnya dapat menginduksi tegangan antara lilitan—terutama dalam absennya perisai efektif. Tegangan yang diinduksi ini bisa cukup tinggi untuk merusak isolasi trafo, menyebabkan pelepasan parsial. Dalam jangka waktu, stres kumulatif ini merusak lapisan isolasi dan akhirnya menyebabkan kegagalan.
Ingress Gelombang Petir: Gelombang yang dihasilkan oleh petir yang menyebar sepanjang garis listrik dapat bergerak dengan cepat ke trafo. Jika trafo kurang perlindungan terhadap gelombang, gelombang petir ini dapat masuk langsung ke trafo, menyebabkan overvoltage yang merusak sistem isolasi internal.
Kenaikan Potensial Tanah (GPR) / Backflash: Selama sambaran petir, arus petir mengalir melalui sistem grounding, menciptakan penurunan tegangan di seluruh resistansi grounding. Jika resistansi grounding trafo terlalu tinggi, mungkin terjadi kenaikan potensial tanah yang signifikan. Ini dapat mengakibatkan "backflash," di mana tangki trafo atau sisi tekanan rendah mengalami potensial relatif yang tinggi, menyebabkan kerusakan peralatan.

2. Bisakah Trafo Masih Digunakan Setelah Sambaran Petir?
Apakah trafo masih dapat digunakan setelah sambaran petir tergantung pada tingkat kerusakan dan hasil pemeriksaan selanjutnya. Biasanya, langkah-langkah berikut harus segera diambil setelah sambaran:
Isolasi Keamanan dan Pemeriksaan Visual: Pertama, pastikan keamanan dengan mengisolasi trafo yang terkena dari grid. Lakukan pemeriksaan visual untuk kerusakan fisik yang jelas, tanda pembakaran, atau kebocoran minyak.
Analisis Gas Terlarut (DGA): Menganalisis gas terlarut dalam minyak trafo adalah metode kunci untuk mendiagnosis kerusakan internal. Sambaran petir mungkin menyebabkan bahan isolasi terurai, melepaskan gas tertentu seperti hidrogen dan asetilena. Analisis sampel minyak membantu menilai tingkat kerusakan internal.
Pengujian Listrik: Lakukan pengujian termasuk pengukuran resistansi isolasi, pengujian faktor hilang dielektrik (tan δ), dan pengukuran resistansi lilitan DC untuk mengevaluasi apakah kinerja listrik trafo telah terganggu.
Penilaian Profesional dan Perbaikan: Berdasarkan hasil pengujian di atas, teknisi yang berkualifikasi harus menilai tingkat kerusakan dan menentukan kelayakan perbaikan. Kerusakan isolasi minor mungkin dapat diperbaiki melalui pengeringan, perbaikan lilitan lokal, atau penggantian isolasi. Namun, kerusakan parah—seperti lilitan yang terbakar—mungkin memerlukan rewinding lengkap atau penggantian trafo seluruhnya.
Secara ringkas, trafo dapat rusak oleh petir melalui mekanisme yang berbeda, dan kelayakan penggunaannya setelah sambaran tergantung sepenuhnya pada tingkat kerusakan. Kunci untuk mencegah kegagalan terkait petir terletak pada pembentukan sistem perlindungan petir yang kuat, termasuk pemasangan penahan gelombang, implementasi grounding yang efektif, dan penggunaan trafo tahan petir.