Potensiometer yang mengukur fasa dan magnitud dari gaya elektromotif (emf) yang tidak diketahui dengan membandingkannya dengan emf yang diketahui disebut potensiometer AC. Prinsip kerja potensiometer AC sama dengan potensiometer DC, yaitu tegangan yang tidak diketahui ditentukan dengan membandingkannya dengan tegangan yang diketahui. Ketika keduanya sama, galvanometer menunjukkan titik nol, dan dengan demikian nilai emf yang tidak diketahui diperoleh.
Operasi potensiometer AC lebih rumit dibandingkan dengan potensiometer DC. Berikut adalah faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk operasinya:
Jenis Potensiometer AC
Potensiometer AC diklasifikasikan berdasarkan nilai-nilai yang diukur oleh dial dan skala mereka. Potensiometer AC secara luas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Potensiometer Tipe Polar

Potensiometer Tipe Koordinat
Potensiometer tipe koordinat dilengkapi dengan dua skala, yang digunakan untuk membaca komponen sefase V1 dan komponen kuadratur V2 dari tegangan yang tidak diketahui V. Dua tegangan ini terpisah 90° satu sama lain. Potensiometer dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membaca nilai positif dan negatif V1 dan V2, dan dapat mencakup semua sudut hingga 360°.
Aplikasi Potensiometer
Potensiometer AC memiliki aplikasi luas di berbagai bidang. Beberapa aplikasi kunci yang lebih rinci dijelaskan di bawah ini:
1. Kalibrasi Voltmeter
Potensiometer AC mampu mengukur langsung tegangan rendah hingga 1.5V. Untuk mengukur tegangan yang lebih tinggi, ia dapat menggunakan rasio kotak volt atau menggunakan dua kapasitor yang terhubung seri dengan potensiometer.
2. Kalibrasi Amperemeter
Pengukuran arus bolak-balik dapat dilakukan dengan menggunakan resistor standar non-induktif bersama dengan potensiometer.
3. Pengujian Wattmeter dan Meter Energi
Rangkaian uji untuk wattmeter dan meter energi serupa dengan yang digunakan dalam pengukuran DC. Transformator pergeseran fase dihubungkan ke potensiometer untuk menyesuaikan fasa tegangan relatif terhadap arus. Dengan cara ini, tegangan dan arus dapat bervariasi pada faktor daya yang berbeda.
4. Pengukuran Reaktansi Sendiri dari Sebuah Coil
Reaktansi standar ditempatkan secara seri dengan coil yang reaktansinya perlu diukur.

Potensiometer AC memainkan peran penting dalam pengukuran teknik di mana akurasi antara 0.5% hingga 1% sangat diperlukan. Ini juga digunakan dalam situasi di mana tegangan perlu dipecah menjadi dua komponen. Alat ini memberikan hasil yang sangat akurat dalam pengujian magnetik dan kalibrasi presisi transformator instrumen, menjadikannya alat yang penting di bidang-bidang khusus teknik listrik ini.
Dalam jenis potensiometer ini, magnitud tegangan yang tidak diketahui diukur dari satu skala, dan sudut fasanya dibaca langsung dari skala kedua. Setup ini memungkinkan pembacaan sudut fasa hingga 360°. Tegangan dibaca dalam bentuk V∠θ.