
Energi listrik didefinisikan sebagai hasil kali daya listrik dan waktu, dan diukur dalam joule (J). Satu joule energi listrik setara dengan satu watt daya yang dikonsumsi selama satu detik. Secara matematis, kita dapat menulis:
E=P×t
di mana,
E adalah energi listrik dalam joule (J)
P adalah daya listrik dalam watt (W)
t adalah waktu dalam detik (s)
Energi listrik dan daya adalah konsep yang erat kaitannya. Daya listrik adalah jumlah arus listrik yang mengalir melalui rangkaian karena adanya perbedaan tegangan di seberangnya. Daya listrik juga adalah laju di mana energi listrik disampaikan atau dikonsumsi oleh perangkat atau sistem. Daya listrik diukur dalam watt (W), yang setara dengan joule per detik (J/s). Secara matematis, kita dapat menulis:
P=V×I
di mana,
P adalah daya listrik dalam watt (W)
V adalah perbedaan tegangan dalam volt (V)
I adalah arus listrik dalam ampere (A)
Untuk mengukur energi listrik, kita perlu mengetahui daya listrik dan durasi waktu di mana ia diterapkan atau dikonsumsi. Misalnya, jika bohlam 100 W dinyalakan selama 10 menit, maka energi listrik yang dikonsumsinya adalah:
E=P×t=100 W×10×60 s=60,000 J
Joule adalah unit standar energi dalam Sistem Satuan Internasional (SI), tetapi terlalu kecil untuk tujuan praktis ketika berurusan dengan jumlah energi listrik yang besar. Oleh karena itu, unit lain sering digunakan untuk mengukur energi listrik, seperti watt-jam (Wh), kilowatt-jam (kWh), megawatt-jam (MWh), dan gigawatt-jam (GWh). Unit-unit ini berasal dari perkalian unit daya (watt) dengan unit waktu (jam).
Watt-jam (Wh) adalah jumlah energi listrik yang dikonsumsi oleh perangkat atau sistem yang menarik satu watt daya selama satu jam. Ini menunjukkan seberapa cepat daya dikonsumsi selama periode waktu. Satu watt-jam setara dengan 3,600 joule. Misalnya, bohlam LED 15 W mengkonsumsi 15 Wh energi listrik dalam satu jam.
Kilowatt-jam (kWh) adalah unit energi listrik yang lebih besar yang biasa digunakan untuk peralatan rumah tangga dan tagihan utilitas. Satu kilowatt-jam setara dengan 1,000 watt-jam atau 3.6 megajoule. Misalnya, lemari es yang menarik 300 W daya mengkonsumsi 300 Wh atau 0.3 kWh energi listrik dalam satu jam.
Megawatt-jam (MWh) adalah unit energi listrik yang biasanya digunakan untuk mengukur output atau konsumsi pembangkit listrik skala besar atau jaringan. Satu megawatt-jam setara dengan 1,000 kilowatt-jam atau 3.6 gigajoule. Misalnya, pembangkit listrik tenaga batu bara yang memiliki kapasitas 600 MW menghasilkan 600 MWh energi listrik dalam satu jam.
Gigawatt-jam (GWh) adalah unit energi listrik yang digunakan untuk mengukur jumlah listrik yang sangat besar dalam jangka waktu lama. Satu gigawatt-jam setara dengan 1,000 megawatt-jam atau 3.6 terajoule. Misalnya, total konsumsi listrik Amerika Serikat pada tahun 2019 sekitar 3,800 TWh atau 3.8 juta GWh.
Tabel berikut merangkum unit energi listrik dan konversinya:
| Unit | Simbol | Setara dengan |
|---|---|---|
| Joule | J | 1 J |
| Watt-jam | Wh | 3,600 J |
| Kilowatt-jam | kWh | 3.6 MJ |
| Megawatt-jam | MWh | 3.6 GJ |
| Gigawatt-jam | GWh | 3.6 TJ |
Untuk mengukur energi listrik, kita memerlukan perangkat yang dapat merekam daya listrik dan durasi waktu di mana ia diterapkan atau dikonsumsi. Perangkat tersebut disebut meter energi listrik atau meter energi. Meter energi adalah perangkat yang mengukur jumlah energi listrik yang dikonsumsi oleh rumah, bisnis, atau perangkat yang ditenagai listrik. Meter ini mengukur total daya yang dikonsumsi selama periode waktu tertentu dan dikalibrasi dalam unit penagihan, yang paling umum adalah kilowatt-jam (kWh). Meter energi digunakan dalam sirkuit AC domestik dan industri untuk mengukur konsumsi daya.
Ada berbagai jenis meter energi, tergantung pada teknologi, desain, dan aplikasinya. Beberapa jenis yang umum adalah:
Meter mekanis: Ini adalah meter tradisional yang menggunakan cakram logam berputar dan elektromagnet untuk mengukur daya listrik dan mencatatnya pada serangkaian dial atau counter mekanis. Mereka juga dikenal sebagai meter induksi atau meter Ferraris. Mereka sederhana, kuat, dan akurat, tetapi memiliki beberapa kekurangan, seperti aus mekanis, rentan terhadap manipulasi dan gangguan magnet, dan tidak dapat mengukur daya reaktif atau kualitas daya.
Meter elektronik: Ini adalah meter modern yang menggunakan sirkuit dan sensor elektronik untuk mengukur daya listrik dan menampilkannya pada layar digital atau mentransmisikannya ke sistem jarak jauh. Mereka juga dikenal sebagai meter padat atau meter digital. Mereka memiliki banyak keunggulan dibandingkan meter mekanis, seperti akurasi yang lebih tinggi, pemeliharaan yang lebih rendah, pembacaan dan komunikasi jarak jauh, opsi tarif multiple, dan fitur canggih seperti respons permintaan, profil beban, dan analisis kualitas daya.
Meter pintar: Ini adalah meter canggih yang menggunakan teknologi digital dan komunikasi nirkabel untuk mengukur daya listrik dan mengirimkannya ke sistem pusat atau jaringan smart grid. Mereka juga dikenal sebagai infrastruktur pengukuran lanjutan (AMI) atau sistem pengukuran cerdas (IMS). Mereka memiliki banyak manfaat dibandingkan meter elektronik, seperti pengumpulan dan analisis data real-time, penagihan harga dinamis, deteksi dan pemulihan gangguan, manajemen sisi permintaan, dan keterlibatan pelanggan.
Prinsip dasar mengukur energi listrik dengan meter adalah mengalikan daya listrik dengan durasi waktu di mana ia diterapkan atau dikonsumsi. Namun, tergantung pada jenis meter dan jenis beban, ada berbagai cara untuk menghitung daya listrik. Beberapa metode umum adalah:
Meter fase tunggal: Ini adalah meter yang mengukur daya listrik dalam sirkuit AC fase tunggal, yang memiliki satu kabel hidup dan satu kabel netral. Cara termudah untuk menghitung daya listrik dalam sirkuit fase tunggal adalah mengalikan tegangan dengan arus. Namun, jika beban tidak murni resistif, maka ada perbedaan fase antara tegangan dan arus, yang mengurangi daya efektif yang disampaikan ke beban. Daya efektif ini disebut daya nyata atau daya aktif, dan dihitung dengan mengalikan tegangan dengan arus dengan faktor daya (kosinus sudut fase). Daya semu atau daya total dihitung dengan mengalikan tegangan dengan arus tanpa mempertimbangkan faktor daya. Perbedaan antara daya semu dan daya nyata disebut daya reaktif atau daya idle, yang terbuang dalam pemanasan komponen sirkuit. Rasio daya nyata terhadap daya semu disebut faktor daya, yang menunjukkan seberapa efisien beban menggunakan energi listrik.