Menggunakan aluminium daripada tembaga (bukan baja, karena baja umumnya tidak digunakan untuk konduktor kabel) dalam produksi kabel memiliki beberapa alasan utama. Meskipun pertanyaan asli menyebutkan "baja," berdasarkan konteks, penjelasan ini menjelaskan mengapa aluminium sering digunakan daripada tembaga pada jalur transmisi listrik. Berikut adalah beberapa alasan penggunaan aluminium sebagai bahan konduktor:
Efisiensi Biaya (Cost Efficiency)
Harga yang Lebih Rendah: Dibandingkan dengan tembaga, aluminium lebih murah. Karena jaringan transmisi listrik membutuhkan jumlah kabel yang signifikan, penggunaan aluminium dapat mengurangi biaya secara signifikan.
Ekonomis: Untuk proyek transmisi jarak jauh, keunggulan biaya aluminium sangat terlihat.
Ringan (Lightweight)
Kemudahan Pemasangan: Aluminium memiliki sekitar sepertiga dari densitas tembaga, sehingga kabel aluminium jauh lebih ringan daripada kabel tembaga dengan ukuran yang sama. Kelebihan ini mengurangi kesulitan dan biaya yang berkaitan dengan transportasi dan pemasangan.
Pengurangan Beban Struktural: Bobot yang lebih ringan mengurangi persyaratan pada struktur pendukung (seperti menara dan tiang), meringankan beban pada struktur-struktur tersebut.
Konduktivitas Baik (Good Conductivity)
Konduktivitas: Meskipun aluminium memiliki konduktivitas yang lebih rendah daripada tembaga (konduktivitas tembaga sekitar 100%, sementara aluminium sekitar 61%), aluminium masih memiliki konduktivitas yang cukup untuk aplikasi transmisi listrik.
Tindakan Kompensasi: Konduktivitas yang lebih rendah dari aluminium dapat diimbangi dengan meningkatkan luas penampang kabel aluminium, mencapai tingkat kinerja yang serupa dengan kabel tembaga.
Tahan Korosi (Corrosion Resistance)
Lapisan Oksida Permukaan: Aluminium dengan mudah membentuk lapisan oksida yang padat di udara, yang mencegah oksidasi dan korosi lebih lanjut, memberikan perlindungan korosi yang baik.
Biaya Pemeliharaan yang Lebih Rendah: Dibandingkan dengan tembaga, sifat pelindung diri aluminium mengurangi biaya pemeliharaan.
Kekuatan Mekanis (Mechanical Strength)
Bahan Komposit: Dalam beberapa kasus, untuk meningkatkan kekuatan mekanis kabel aluminium, dapat digunakan paduan atau penyisipan kawat baja kekuatan tinggi dalam aluminium (seperti ACSR - Aluminum Conductor Steel Reinforced). Ini mempertahankan konduktivitas aluminium sambil meningkatkan kekuatan mekanis.
Kelenturan: Aluminium memiliki kelenturan dan ketangguhan yang baik, membuatnya kurang rentan terhadap patah selama proses pembengkokan dan peregangan.
Pertimbangan Lingkungan (Environmental Considerations)
Sumber Daya yang Melimpah: Bauksit, bijih dari mana aluminium diperoleh, tersebar lebih luas secara global dan lebih mudah ditambang dan diproses dibandingkan bijih tembaga.
Daur Ulang: Aluminium memiliki nilai daur ulang yang baik dan dapat digunakan kembali berkali-kali tanpa kehilangan kinerjanya.
Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Dukungan Pemerintah: Beberapa negara dan wilayah mungkin menerapkan kebijakan yang mendorong penggunaan kabel aluminium untuk mendukung pengembangan industri aluminium domestik atau mengurangi biaya transmisi.
Koefisien Perluasan Termal (Coefficient of Thermal Expansion)
Adaptabilitas: Aluminium memiliki koefisien perluasan termal yang lebih tinggi daripada tembaga, artinya ia mengalami perubahan panjang yang lebih signifikan dengan variasi suhu. Melalui desain teknik yang tepat, hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyesuaikan tegangan pada kabel.
Ringkasan
Secara keseluruhan, alasan utama penggunaan aluminium sebagai konduktor pada jalur transmisi listrik adalah efisiensi biayanya, bobot yang ringan, konduktivitas yang baik, tahan korosi, kekuatan mekanis, dan manfaat lingkungan. Faktor-faktor ini membuat aluminium menjadi bahan konduktor yang banyak digunakan dalam transmisi listrik. Tentu saja, dalam aplikasi tertentu yang membutuhkan konduktivitas yang lebih tinggi dan stabilitas yang lebih baik, tembaga tetap menjadi pilihan yang tidak tergantikan.