
Dalam pemutus sirkuit gas, tegangan busur adalah parameter kritis yang mempengaruhi proses penghentian dan kinerja keseluruhan pemutus. Tegangan busur dapat berkisar dari beberapa ratus volt hingga beberapa kilovolt, tergantung pada berbagai faktor. Berikut adalah penjelasan rinci tentang faktor-faktor utama yang mempengaruhi tegangan busur:
Prinsip: Jatuhnya tegangan di sepanjang busur secara langsung proporsional dengan panjang busur. Seiring bertambahnya panjang busur, tegangan yang diperlukan untuk mempertahankan busur juga meningkat.
Penjelasan: Ketika kontak dalam pemutus sirkuit gas terpisah, busur terbentuk antara mereka. Panjang busur dapat jauh lebih panjang daripada celah kontak awal karena pergerakan busur (perpanjangan busur) yang dipengaruhi oleh medan magnetik atau aliran gas. Semakin panjang busur, semakin tinggi jatuhnya tegangan di sepanjang busur, membuat lebih mudah untuk memadamkan busur karena energi yang lebih besar diperlukan untuk mempertahankannya.
Prinsip: Tegangan busur bergantung pada sifat fisik medium gas sekitarnya, seperti tekanan, suhu, dan keadaan ionisasinya.
Penjelasan: Gas-gas yang berbeda memiliki kekuatan dielektrik dan konduktivitas termal yang berbeda, yang mempengaruhi seberapa mudah busur dapat dipertahankan. Misalnya, heksafluorida sulfur (SF₆) sering digunakan dalam pemutus sirkuit tegangan tinggi karena sifat isolasinya yang sangat baik dan kemampuannya untuk cepat de-ionisasi setelah arus melewati nol. Gas dengan kekuatan dielektrik yang lebih tinggi memerlukan tegangan yang lebih tinggi untuk mempertahankan busur, yang membantu dalam pemadaman busur.
Prinsip: Bahan kontak busur memiliki pengaruh minor terhadap tegangan busur, terutama mempengaruhi jatuhnya tegangan di daerah anoda dan katoda.
Penjelasan: Jatuhnya tegangan utama dalam busur gas terjadi di sepanjang tubuh busur itu sendiri, bukan di permukaan kontak. Namun, bahan kontak dapat mempengaruhi jatuhnya tegangan lokal di dekat anoda dan katoda, yang dikenal sebagai jatuh anoda dan katoda. Bahan dengan fungsi kerja yang lebih rendah (misalnya, tembaga, perak) cenderung memiliki jatuh katoda yang lebih rendah, tetapi efek ini relatif kecil dibandingkan dengan tegangan busur keseluruhan. Oleh karena itu, pilihan bahan kontak memiliki dampak marginal terhadap tegangan busur total.
Prinsip: Daya internal busur adalah hasil kali arus dan tegangan busur. Jika busur kehilangan lebih banyak panas karena pendinginan, ia akan meningkatkan dayanya dengan meningkatkan tegangan busur.
Penjelasan: Pendinginan busur dapat terjadi melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Dalam pemutus sirkuit gas, aliran gas (seringkali diinduksi oleh mekanisme puffer atau koil blowout magnetik) membantu mendinginkan busur dan mengurangi suhunya. Seiring busur mendingin, ia menjadi kurang konduktif, menyebabkan peningkatan tegangan busur. Peningkatan tegangan ini membuat busur lebih sulit untuk dipertahankan, membantu dalam pemadamannya.
Prinsip: Busur gas menunjukkan karakteristik volt-ampere negatif, artinya tegangan busur meningkat seiring berkurangnya arus dan sebaliknya.
Penjelasan: Ketika arus mendekati nol selama perlintasan arus nol, tegangan busur cenderung naik tajam. Ini karena busur menjadi kurang stabil pada arus rendah, dan jumlah pembawa muatan yang berkurang menyebabkan resistansi yang lebih tinggi, menghasilkan jatuh tegangan yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada arus yang lebih tinggi, busur lebih stabil, dan jatuh tegangan lebih rendah. Perilaku ini penting untuk memahami bagaimana busur berperilaku dekat arus nol, di mana penghentian yang berhasil sangat krusial.
Prinsip: Dekat perlintasan arus nol, tegangan busur menunjukkan ekskursi acak dan runtuh, yang krusial untuk pemadaman busur.
Penjelasan: Seiring arus mendekati nol, busur menjadi semakin tidak stabil. Tegangan busur mungkin berfluktuasi secara acak karena perubahan cepat dalam keadaan fisik busur, seperti kepadatan partikel bermuatan dan suhu. Fluktuasi ini dapat menyebabkan tegangan busur melonjak tiba-tiba, menyebabkan runtuhnya busur. Jika tegangan busur naik cukup tinggi, ia dapat melebihi tegangan pemulihan sistem, menyebabkan busur padam. Fenomena ini sangat penting untuk memastikan bahwa busur berhasil dihentikan pada arus nol.
Tegangan busur dalam pemutus sirkuit gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk panjang busur, jenis gas, bahan kontak, efek pendinginan, dan arus melalui busur. Tegangan busur memainkan peran vital dalam proses penghentian, terutama dekat arus nol, di mana ekskursi acak dan runtuh dapat menentukan apakah busur berhasil dipadamkan. Memahami faktor-faktor ini penting untuk merancang dan mengoperasikan pemutus sirkuit gas yang efisien dan andal.